Pola Analisis Teknikal: Gambar & Contoh (2025)
Updated: 04.05.2025
Figur analisis teknikal dalam trading: pola analisis teknikal dasar dengan gambar dan contoh penggunaan (2025)
Figur analisis teknikal adalah pola-pola yang terus berulang dan memungkinkan trader memprediksi pergerakan harga selanjutnya. Dalam banyak kasus, model analisis teknikal dapat ditemukan secara langsung pada grafik harga, tanpa bantuan alat tambahan.
Tentu saja, semua figur analisis teknikal dapat (dan sebaiknya) dikonfirmasi dengan level support dan resistance, garis tren, indikator trading, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa semua figur memiliki dasar yang kuat serta pengalaman bertahun-tahun dari para trader. Tugas kita hanyalah belajar menemukan pola berulang ini pada grafik dan memanfaatkannya untuk meraih profit.
Mari kita bahas. Flag terbentuk pada pergerakan harga yang bergerak seperti gelombang dalam tren, yaitu selama penarikan (pullback) melawan tren utama. Flag yang benar (terbentuk sesuai aturan analisis teknikal) terdiri dari tiga bagian:
Flag itu sendiri bisa terbentuk hanya dari beberapa candle, atau bisa juga dari pullback yang kompleks dan panjang. Biasanya, trader menandai batas atas dan bawah Flag, namun hanya satu batas yang digunakan – penembusan (breakout) batas inilah yang menandakan kelanjutan tren harga. Batas lain hanya bersifat tambahan, sebagai panduan visual pola Flag.
Untuk tren naik, kita hanya tertarik pada batas atas Flag, sedangkan untuk tren turun, kita hanya tertarik pada batas bawah. Jika batas tersebut tertembus, artinya penarikan harga telah usai dan tren berlanjut. Setelah penembusan batas, itulah saat yang tepat membuka posisi untuk 3–5 candle. Time frame bisa apa saja, mulai M1 hingga W1 (time frame mingguan).
Mari kita lihat pola Flag dalam analisis teknikal secara praktik. Untuk tren naik, Flag akan terlihat seperti ini: Agar Flag berfungsi optimal, flagpole sebaiknya terdiri dari pergerakan harga tren yang kuat, tanpa banyak pullback kecil. Dalam tren turun, pola Flag akan tampak seperti ini: Untuk mempermudah identifikasi pola, selama pullback sebaiknya tunggu sedikit pergerakan harga yang kembali mengarah ke tren, dan gunakan pergerakan kecil tersebut untuk menarik garis batas utama Flag—ini akan membantu menghindari kesalahan saat pullback yang kompleks. Flag selalu mengarah berlawanan dengan tren, namun sinyal masuknya tetap searah dengan tren yang sedang berjalan.
Pada tren bullish, Pennant terlihat seperti ini: Untuk tren bearish, situasinya benar-benar kebalikan: Sama seperti “Flag,” Pennant terbentuk setelah impuls tren yang kuat—impuls ini disebut “Flagpole” atau “Pole.” Memerhatikan pembaruan puncak atau lembah adalah hal wajib—artinya, Pennant hanya bisa dicari pada pergerakan harga yang sedang tren.
Jika kita melihat Pennant pada grafik nyata, maka pada tren naik tampilannya akan seperti ini: Dalam tren bearish (turun), Pennant akan tampak seperti ini: Tidak jarang trader pertama-tama melakukan trading berdasarkan pola “Flag,” lalu disusul “Pennant.” Ini karena saat pola mulai terbentuk, belum begitu jelas pola apa yang akan muncul. Flag terbentuk jauh lebih cepat daripada Pennant, tetapi karena kedua pola ini memiliki data yang sama dan hanya berbeda bentuk, Anda boleh saja meraih profit ganda.
Jika kita membandingkan pola “Flag” dan “Pennant,” maka didapat hal-hal berikut:
Double top muncul setelah tren bullish dan terletak di bagian atas. Beberapa variasi “Double Top” bisa dipertimbangkan:
Titik terendah di antara kedua puncak disebut “leher” atau “neck line.” Jarak dari level neck hingga puncak kedua adalah perkiraan jarak yang akan ditempuh harga setelah pola bekerja dan tren berubah menjadi tren turun. Jika kita menilik contoh pola “double top” pada grafik harga, tampilannya kurang lebih seperti ini: Waktu terbaik untuk membuka posisi adalah ketika “neck line” ditembus, tetapi ingat bahwa ini juga zona (zona support), sehingga ada dua opsi:
Syarat pembentukan lain sama persis seperti “Double Top.” Double bottom terbentuk dengan ciri-ciri:
Jika pola ini dirinci lebih jauh, berikut karakteristiknya:
Pola head and shoulders secara nyata menunjukkan peralihan dari tren naik ke tren turun. Posisi dibuka ketika garis leher (neck line), yakni titik terendah retracement setelah pembentukan shoulder kiri atau kanan, ditembus. Prinsipnya sama seperti pola “double top”—Anda bisa langsung masuk saat level ditembus, atau menunggu candle penembus selesai dan baru masuk untuk lebih pasti.
Pada grafik, pola “Head and Shoulders” akan terlihat seperti ini: Ketinggian pola “Head and Shoulders” akan memperlihatkan seberapa jauh kemungkinan harga bergerak turun setelah pola pembalikan terbentuk secara utuh.
Sama seperti contoh sebelumnya, “Reverse Head and Shoulders” terdiri dari tiga titik dasar (trough):
Bagian “mangkuk” menandai perubahan tren turun menjadi tren naik—hal ini dapat diidentifikasi melalui titik dasar (trough) dan puncak (peak). Titik dasar tidak lagi diperbarui ke bawah, sedangkan puncak mulai diperbarui naik. Penarikan harga pertama dalam tren naik yang mulai terbentuk, itulah yang disebut “handle”—konfirmasi bahwa tren turun sudah selesai dan bull kini menguasai pasar. “Tepi” mangkuk bagian atas berada di level support dan resistance, namun yang benar-benar kita butuhkan adalah tepi sebelah kiri, karena penembusan tepi ini menandakan kelanjutan tren.
Sering kali, trader juga membuka posisi saat penembusan “handle”—penarikan harga melawan pergerakan tren naik. Di sini, aturannya sama seperti saat trading pola “Flag” atau “Pennant”—pembukaan posisi dilakukan ketika batas atas channel pullback tersebut ditembus. Bagian dasar “mangkuk” bisa berupa lembah atau fase konsolidasi (seperti contoh kita). Yang penting, tren naik yang baru mulai sudah terlihat, disertai penarikan (pullback) yang membentuk “handle.”
Seperti pada pola “Bowl with a Handle,” kedua tepi mangkuk berada di level support dan resistance, tetapi kita hanya fokus pada sisi kiri “mangkuk” dan handle yang juga terbentuk di sisi kiri.
Aturan masuk pasarnya sama seperti pola sebelumnya—posisi bisa dibuka saat garis horizontal “mangkuk” ditembus, atau kita juga bisa memanfaatkan pola “Flag” atau “Pennant” ketika “handle” terbentuk: Di sini, perubahan tren terlihat jelas dari puncak: pembaruan puncak berhenti di “dasar mangkuk,” tapi lembah justru terus diperbarui—tanda jelas munculnya tren turun.
Rectangle tidak selalu menandakan tren benar-benar selesai. Justru, saat terbentuk dalam tren, rectangle menunjukkan adanya zona supply dan demand yang cukup kuat sehingga harga belum mampu menembusnya untuk sementara, namun begitu kekuatan pasar cukup, tren akan berlanjut. Batas atas dan bawah rectangle terbentuk dari zona support dan resistance (zona demand dan supply).
Jika berbicara penggunaan rectangle dalam trading, hanya ada tiga metode andal:
Lebih tepat jika kita mencari titik masuk pada rectangle bearish dengan:
Polanya berbentuk belah ketupat (rhombus). Jika diamond terbentuk pada tren naik, kita hanya fokus pada sisi atas diamond; jika tren turun, sisi bawah diamond yang jadi perhatian. Intinya adalah menentukan titik breakout—itulah titik pembukaan posisi.
Dalam tren naik, sisi atas diamond ditarik melalui puncak-puncak harga. Sisi kiri atas diamond ditarik melalui sedikitnya dua puncak, sedangkan sisi kanan atas diamond ditarik melalui puncak tertinggi (tengah) dan puncak selanjutnya (kanan)—penembusan sisi kanan inilah yang menandakan kelanjutan tren. Sisi bawah diamond hanya tambahan dan tidak membawa informasi penting, kecuali menunjukkan batas channel yang makin menyempit: Jika diamond muncul di tren turun, sisi bawah ditarik melalui lembah-lembah harga. Dalam diamond yang benar, harus ada lembah yang menonjol (menunjukkan titik terendah lokal), sedangkan di kanan dan kirinya ada lembah yang terbentuk sedikit lebih tinggi. Penembusan sisi kanan bawah menunjukkan titik masuk serta kelanjutan tren:
Sebuah rising wedge adalah segitiga yang meruncing ke atas. Jika rising wedge terbentuk di puncak tren, maka pola ini menjadi pola pembalikan, dan kita patut menantikan pergerakan harga turun: Jika rising wedge terbentuk di tengah tren turun (bearish), maka pola ini adalah “pullback,” dan kita bisa menantikan kelanjutan tren: Batas-batas rising wedge menggambarkan kelemahan bull, sehingga garis bawah wedge kemungkinan besar akan ditembus dalam waktu dekat. Lebar pangkal wedge menunjukkan perkiraan jarak yang akan ditempuh harga setelah keluar dari wedge, sehingga kita bisa menilai apakah peluang ini cukup layak untuk diambil atau sebaiknya menunggu momen lain.
Lebar pangkal falling wedge mengindikasikan jarak yang akan ditempuh harga setelah menembus batas atas. Berbeda dengan rising wedge, pada falling wedge kita justru menanti penembusan batas atas. Dalam tren turun, falling wedge akan tampak seperti ini: Jika falling wedge muncul di tren naik, maka ia menjadi pola kelanjutan tren:
Dalam pergerakan tren, segitiga sering kali menjadi pola kelanjutan tren, menandai area di mana pelaku pasar mengumpulkan kekuatan sebelum dorongan berikutnya. Sebagai contoh, pada tren naik: Dalam tren turun, segitiga akan tampak seperti ini: Sama seperti “Flag,” kita hanya fokus pada sisi segitiga yang mengarah ke tren saat ini—penembusan sisi tersebut menandakan kelanjutan tren. Lebar pangkal segitiga memperlihatkan jarak minimal yang kemungkinan akan ditempuh harga setelah keluar dari segitiga.
Jika segitiga simetris terbentuk setelah pergerakan harga yang sideways, cukup sulit menebak ke mana harga akan bergerak—pasar sedang seimbang antara bull dan bear, sehingga harga bisa naik ataupun turun. Dalam situasi ini, sebaiknya tunggu saja—segitiga akan semakin “menekan” harga hingga akhirnya menembus salah satu batas. Pada contoh berikut, harga turun, menembus sisi bawah segitiga—titik masuknya, saya kira, sudah jelas:
Perlu diingat, seperti halnya pola analisis teknikal lain, tidak ada jaminan 100% bahwa pola bekerja sesuai harapan. Misalnya, kadang-kadang setelah descending triangle muncul, harga justru menembus support dan bergerak lebih jauh turun. Meski jarang, kasus ini tetap mungkin. Jangan lupa bahwa tidak ada strategi trading yang 100% pasti berhasil, dan selalu ada risiko dalam aktivitas trading!
Sebagian besar figur berikut juga bisa bersifat pembalikan—semuanya bergantung posisi pembentukannya. Posisi dibuka hanya setelah figur terbentuk, dan selalu searah tren yang sedang berlangsung.
Pola-pola ini terus berulang—telah terbukti selama bertahun-tahun oleh ribuan trader. Apa pun metode trading yang Anda gunakan, figur analisis teknikal tidak hanya akan menambah wawasan baru bagi trading Anda, tetapi juga dapat meningkatkan hasil trading Anda saat ini.
Tentu saja, semua figur analisis teknikal dapat (dan sebaiknya) dikonfirmasi dengan level support dan resistance, garis tren, indikator trading, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa semua figur memiliki dasar yang kuat serta pengalaman bertahun-tahun dari para trader. Tugas kita hanyalah belajar menemukan pola berulang ini pada grafik dan memanfaatkannya untuk meraih profit.
Konten
- Pola Flag dalam analisis teknikal grafik: cara tepat menggunakan pola flag dalam trading
- Pola Pennant dalam analisis teknikal grafik: pola kelanjutan tren
- Double top (pola M) – pola pembalikan tren dalam analisis teknikal
- Double bottom (pola W) - pola perubahan tren turun menjadi tren naik
- Head and shoulders – pola pembalikan tren naik dalam analisis teknikal
- Reverse head and shoulders - pola pembalikan analisis teknikal untuk tren turun
- Bowl with handle - pola perubahan tren dalam analisis grafik teknikal
- Bowl terbalik dengan handle - figur perubahan tren naik menjadi tren turun
- Rectangle - figur konsolidasi (pergerakan menyamping) dalam analisis teknikal
- Rhombus atau diamond – figur kelanjutan tren dalam analisis grafik teknikal
- Rising wedge - figur analisis teknikal
- Falling wedge – pola pembalikan dan kelanjutan tren
- Pola Triangle dalam analisis teknikal grafik harga
- Tiga jenis figur analisis teknikal pada grafik
- Pola kelanjutan tren
- Pola pembalikan atau pola pembalikan tren
- Figur ketidakpastian atau figur dua arah
- Mengapa perlu mempelajari pola analisis teknikal?
Pola Flag dalam analisis teknikal grafik: cara tepat menggunakan pola flag dalam trading
Figur analisis teknikal “Flag” sangat umum dan mudah dijumpai saat harga bergerak tren, memberikan sinyal bahwa penarikan (pullback) telah berakhir dan tren akan berlanjut. Jika Anda memahami aturan penggunaan pola Flag, Anda dapat meraih profit yang stabil melalui trading tren.Mari kita bahas. Flag terbentuk pada pergerakan harga yang bergerak seperti gelombang dalam tren, yaitu selama penarikan (pullback) melawan tren utama. Flag yang benar (terbentuk sesuai aturan analisis teknikal) terdiri dari tiga bagian:
- Pergerakan tren kuat – flagpole
- Pembaruan titik tertinggi sebelumnya (untuk tren naik) atau titik terendah sebelumnya (untuk tren turun)
- Penarikan harga – pola Flag itu sendiri
Flag itu sendiri bisa terbentuk hanya dari beberapa candle, atau bisa juga dari pullback yang kompleks dan panjang. Biasanya, trader menandai batas atas dan bawah Flag, namun hanya satu batas yang digunakan – penembusan (breakout) batas inilah yang menandakan kelanjutan tren harga. Batas lain hanya bersifat tambahan, sebagai panduan visual pola Flag.
Untuk tren naik, kita hanya tertarik pada batas atas Flag, sedangkan untuk tren turun, kita hanya tertarik pada batas bawah. Jika batas tersebut tertembus, artinya penarikan harga telah usai dan tren berlanjut. Setelah penembusan batas, itulah saat yang tepat membuka posisi untuk 3–5 candle. Time frame bisa apa saja, mulai M1 hingga W1 (time frame mingguan).
Mari kita lihat pola Flag dalam analisis teknikal secara praktik. Untuk tren naik, Flag akan terlihat seperti ini: Agar Flag berfungsi optimal, flagpole sebaiknya terdiri dari pergerakan harga tren yang kuat, tanpa banyak pullback kecil. Dalam tren turun, pola Flag akan tampak seperti ini: Untuk mempermudah identifikasi pola, selama pullback sebaiknya tunggu sedikit pergerakan harga yang kembali mengarah ke tren, dan gunakan pergerakan kecil tersebut untuk menarik garis batas utama Flag—ini akan membantu menghindari kesalahan saat pullback yang kompleks. Flag selalu mengarah berlawanan dengan tren, namun sinyal masuknya tetap searah dengan tren yang sedang berjalan.
Pola Pennant dalam analisis teknikal grafik: pola kelanjutan tren
Pennant adalah pola dalam analisis teknikal yang menunjukkan kelanjutan tren. Polanya berupa segitiga horizontal, di mana fluktuasi harga makin lama makin mengecil. Pennant yang benar akan diikuti penembusan batas atas pada tren naik dan batas bawah pada tren turun.Pada tren bullish, Pennant terlihat seperti ini: Untuk tren bearish, situasinya benar-benar kebalikan: Sama seperti “Flag,” Pennant terbentuk setelah impuls tren yang kuat—impuls ini disebut “Flagpole” atau “Pole.” Memerhatikan pembaruan puncak atau lembah adalah hal wajib—artinya, Pennant hanya bisa dicari pada pergerakan harga yang sedang tren.
Jika kita melihat Pennant pada grafik nyata, maka pada tren naik tampilannya akan seperti ini: Dalam tren bearish (turun), Pennant akan tampak seperti ini: Tidak jarang trader pertama-tama melakukan trading berdasarkan pola “Flag,” lalu disusul “Pennant.” Ini karena saat pola mulai terbentuk, belum begitu jelas pola apa yang akan muncul. Flag terbentuk jauh lebih cepat daripada Pennant, tetapi karena kedua pola ini memiliki data yang sama dan hanya berbeda bentuk, Anda boleh saja meraih profit ganda.
Jika kita membandingkan pola “Flag” dan “Pennant,” maka didapat hal-hal berikut:
- Keduanya terbentuk setelah muncul “Flagpole”—impuls tren yang kuat pada harga
- Keduanya hanya bisa dicari setelah pembaruan titik tertinggi (tren naik) atau titik terendah (tren turun)
- Keduanya merupakan pola kelanjutan tren
- Posisi dibuka ketika batas pola tertembus searah tren
Double top (pola M) – pola pembalikan tren dalam analisis teknikal
Double top adalah pola pembalikan tren yang menandakan adanya zona resistance kuat yang tak mampu ditembus harga. Setelah pola ini muncul, tren naik berganti menjadi tren turun. Kadang, alih-alih dua puncak, bisa saja terbentuk tiga puncak, tetapi prinsipnya sama—bull mencoba menembus zona resistance kuat sebanyak tiga kali.Double top muncul setelah tren bullish dan terletak di bagian atas. Beberapa variasi “Double Top” bisa dipertimbangkan:
- Puncak pertama lebih tinggi dari puncak kedua – pola pembalikan yang kuat
- Kedua puncak berada di level harga yang sama
- Puncak kedua sedikit lebih tinggi daripada puncak pertama – polanya lebih lemah, namun masih valid
- Model analisis teknikal ini akan terlihat seperti huruf “M”
Titik terendah di antara kedua puncak disebut “leher” atau “neck line.” Jarak dari level neck hingga puncak kedua adalah perkiraan jarak yang akan ditempuh harga setelah pola bekerja dan tren berubah menjadi tren turun. Jika kita menilik contoh pola “double top” pada grafik harga, tampilannya kurang lebih seperti ini: Waktu terbaik untuk membuka posisi adalah ketika “neck line” ditembus, tetapi ingat bahwa ini juga zona (zona support), sehingga ada dua opsi:
- Membuka posisi segera setelah neck line ditembus – metode lebih berisiko
- Membuka posisi setelah candle yang menembus neck line ditutup – risikonya minim, tetapi kita mungkin kehilangan sebagian pergerakan
Double bottom (pola W) – pola perubahan tren turun menjadi tren naik
Double bottom adalah figur analisis teknikal yang merupakan cerminan dari “Double Top.” Artinya, pola ini menandakan akhir tren turun dan awal tren naik. Di sini, harga menyentuh zona resistance yang kuat (dalam konteks bawah disebut support kuat), tidak mampu ditembus, lalu setelah dua (kadang tiga—triple bottom) upaya, tren berubah menjadi naik.Syarat pembentukan lain sama persis seperti “Double Top.” Double bottom terbentuk dengan ciri-ciri:
- Muncul di bagian bawah tren turun (tidak terbentuk dalam kondisi sideways)
- Kedua dasar (bottom) berada di level yang kurang lebih sama
- Bila dasar kedua lebih tinggi daripada dasar pertama, maka polanya semakin kuat
- Jarak dari neckline ke dasar kedua kurang lebih sama dengan potensi jarak yang akan ditempuh harga dalam tren naik setelah pola terkonfirmasi
- Posisi dibuka: 1) Segera setelah neckline ditembus; 2) Setelah candle penembus neckline ditutup
- Level dan zona support serta resistance
- Pola candlestick pembalikan
- Indikator yang mengisyaratkan potensi pembalikan tren
Head and shoulders – pola pembalikan tren naik dalam analisis teknikal
Head and shoulders adalah pola analisis teknikal yang terdiri dari tiga puncak dan menandakan akhir tren naik. Pola ini muncul di bagian puncak tren bullish.Jika pola ini dirinci lebih jauh, berikut karakteristiknya:
- Puncak pertama (left shoulder) terbentuk seiring tren naik normal, menyentuh level resistance
- Puncak kedua (head) lebih tinggi daripada puncak pertama, terbentuk setelah level resistance sebelumnya tembus. Harga naik hingga menemukan level resistance (zona) baru
- Puncak ketiga (right shoulder) lebih rendah dari puncak kedua, artinya tren naik telah berakhir dan kita harus bersiap mengantisipasi pembalikan harga
Pola head and shoulders secara nyata menunjukkan peralihan dari tren naik ke tren turun. Posisi dibuka ketika garis leher (neck line), yakni titik terendah retracement setelah pembentukan shoulder kiri atau kanan, ditembus. Prinsipnya sama seperti pola “double top”—Anda bisa langsung masuk saat level ditembus, atau menunggu candle penembus selesai dan baru masuk untuk lebih pasti.
Pada grafik, pola “Head and Shoulders” akan terlihat seperti ini: Ketinggian pola “Head and Shoulders” akan memperlihatkan seberapa jauh kemungkinan harga bergerak turun setelah pola pembalikan terbentuk secara utuh.
Reverse head and shoulders - pola pembalikan analisis teknikal untuk tren turun
Reverse head and shoulders merupakan model analisis teknikal yang sama persis dengan head and shoulders, tetapi muncul setelah tren turun dan menandakan akhir tren bearish dan awal tren bullish. Dengan kata lain, ini adalah cerminan dari pola pembalikan sebelumnya.Sama seperti contoh sebelumnya, “Reverse Head and Shoulders” terdiri dari tiga titik dasar (trough):
- Lembah terbentuk pada level support dan resistance
- Lembah pertama (left shoulder) menunjukkan kelanjutan tren
- “Head” atau lembah kedua memperbarui titik terendah sebelumnya
- Lembah ketiga (right shoulder) terbentuk lebih tinggi dibanding lembah “head,” menandakan akhir tren turun dan awal tren bullish
- Kekuatan pola bergantung pada posisi kedua shoulder—pola dianggap kuat apabila right shoulder terbentuk lebih tinggi daripada left shoulder
- Posisi dibuka ketika level “neck” (titik puncak yang terbentuk selama pembentukan shoulder kiri atau kanan) ditembus
Bowl with a handle - pola perubahan tren dalam analisis grafik teknikal
Agar grafik lebih mudah dipahami, figur analisis teknikal sering kali punya nama unik. “Bowl with Handle” adalah contohnya. Mungkin terdengar aneh, tapi faktanya pola ini langsung menggambarkan peralihan tren turun menjadi tren naik.Bagian “mangkuk” menandai perubahan tren turun menjadi tren naik—hal ini dapat diidentifikasi melalui titik dasar (trough) dan puncak (peak). Titik dasar tidak lagi diperbarui ke bawah, sedangkan puncak mulai diperbarui naik. Penarikan harga pertama dalam tren naik yang mulai terbentuk, itulah yang disebut “handle”—konfirmasi bahwa tren turun sudah selesai dan bull kini menguasai pasar. “Tepi” mangkuk bagian atas berada di level support dan resistance, namun yang benar-benar kita butuhkan adalah tepi sebelah kiri, karena penembusan tepi ini menandakan kelanjutan tren.
Sering kali, trader juga membuka posisi saat penembusan “handle”—penarikan harga melawan pergerakan tren naik. Di sini, aturannya sama seperti saat trading pola “Flag” atau “Pennant”—pembukaan posisi dilakukan ketika batas atas channel pullback tersebut ditembus. Bagian dasar “mangkuk” bisa berupa lembah atau fase konsolidasi (seperti contoh kita). Yang penting, tren naik yang baru mulai sudah terlihat, disertai penarikan (pullback) yang membentuk “handle.”
Bowl terbalik dengan handle - figur perubahan tren naik menjadi tren turun
Bowl terbalik dengan handle sebenarnya sama saja dengan “bowl with a handle,” hanya saja terbentuk dalam tren naik. Figur ini menandakan berakhirnya tren naik ketika “mangkuk” terbentuk, kemudian mengonfirmasi pembalikan tren dengan pullback pertama ke arah tren turun—itulah yang disebut “handle.”Seperti pada pola “Bowl with a Handle,” kedua tepi mangkuk berada di level support dan resistance, tetapi kita hanya fokus pada sisi kiri “mangkuk” dan handle yang juga terbentuk di sisi kiri.
Aturan masuk pasarnya sama seperti pola sebelumnya—posisi bisa dibuka saat garis horizontal “mangkuk” ditembus, atau kita juga bisa memanfaatkan pola “Flag” atau “Pennant” ketika “handle” terbentuk: Di sini, perubahan tren terlihat jelas dari puncak: pembaruan puncak berhenti di “dasar mangkuk,” tapi lembah justru terus diperbarui—tanda jelas munculnya tren turun.
Rectangle - figur konsolidasi (pergerakan menyamping) dalam analisis teknikal
Rectangle adalah figur pergerakan harga menyamping (konsolidasi). Jika grafik mulai membentuk pola datar (sideways), itu artinya pasar sedang melemah untuk sementara dan membutuhkan waktu guna mengumpulkan tenaga.Rectangle tidak selalu menandakan tren benar-benar selesai. Justru, saat terbentuk dalam tren, rectangle menunjukkan adanya zona supply dan demand yang cukup kuat sehingga harga belum mampu menembusnya untuk sementara, namun begitu kekuatan pasar cukup, tren akan berlanjut. Batas atas dan bawah rectangle terbentuk dari zona support dan resistance (zona demand dan supply).
Jika berbicara penggunaan rectangle dalam trading, hanya ada tiga metode andal:
- Trading saat breakout batas rectangle – membuka posisi dengan ekspektasi bahwa batas rectangle (fase sideways) telah ditembus sehingga harga akan lanjut bergerak tren
- Trading pantulan dari batas rectangle – masuk posisi saat harga kembali ke dalam channel. Metode ini sederhana dan bisa memberi penghasilan stabil selama rectangle terbentuk. Disarankan menunggu momen ketika harga secara bergantian mencapai batas atas atau bawah channel
- Trading pantulan setelah breakout rectangle – prinsipnya sama seperti pada level support dan resistance. Kita menunggu sampai batas rectangle ditembus, lalu menunggu harga kembali (pullback) ke batas yang sudah ditembus. Di situ kita buka posisi searah breakout. Strategi ini cukup andal, tetapi terkadang harga tidak kembali ke batas yang sudah ditembus, sehingga kita bisa kehilangan momen
Pola rectangle dalam tren bullish (naik)
Jika kita menelaah rectangle di tren naik, ada beberapa poin penting:- Rectangle berfungsi sebagai “pullback” – besar kemungkinan bersifat sementara
- Zona support lebih kuat – sebaiknya membuka posisi dari zona ini
- Ketinggian rectangle kira-kira sama dengan jarak yang akan ditempuh harga setelah menembus batas sideways
- Penembusan batas atas lebih mungkin terjadi
Pola rectangle dalam tren bearish (turun)
Pola rectangle dalam tren turun atau bearish juga pada umumnya menjadi pola kelanjutan tren.Lebih tepat jika kita mencari titik masuk pada rectangle bearish dengan:
- Dari zona resistance (batas atas)
- Saat batas bawah ditembus – zona support tertembus
- Saat harga kembali ke support yang sudah ditembus, kita masuk sesuai arah tren
Rhombus atau diamond – figur kelanjutan tren dalam analisis grafik teknikal
Diamond atau berlian muncul saat terjadi pullback kompleks dalam pergerakan harga yang sedang tren. Figur ini adalah model kelanjutan tren, karena setelah terbentuk, harga umumnya melanjutkan arah tren sebelumnya.Polanya berbentuk belah ketupat (rhombus). Jika diamond terbentuk pada tren naik, kita hanya fokus pada sisi atas diamond; jika tren turun, sisi bawah diamond yang jadi perhatian. Intinya adalah menentukan titik breakout—itulah titik pembukaan posisi.
Dalam tren naik, sisi atas diamond ditarik melalui puncak-puncak harga. Sisi kiri atas diamond ditarik melalui sedikitnya dua puncak, sedangkan sisi kanan atas diamond ditarik melalui puncak tertinggi (tengah) dan puncak selanjutnya (kanan)—penembusan sisi kanan inilah yang menandakan kelanjutan tren. Sisi bawah diamond hanya tambahan dan tidak membawa informasi penting, kecuali menunjukkan batas channel yang makin menyempit: Jika diamond muncul di tren turun, sisi bawah ditarik melalui lembah-lembah harga. Dalam diamond yang benar, harus ada lembah yang menonjol (menunjukkan titik terendah lokal), sedangkan di kanan dan kirinya ada lembah yang terbentuk sedikit lebih tinggi. Penembusan sisi kanan bawah menunjukkan titik masuk serta kelanjutan tren:
Rising wedge - figur analisis teknikal
Rising wedge (irisan naik) adalah pola yang sering kita jumpai di grafik. Figur ini bisa menjadi pola pembalikan, namun juga bisa berlaku sebagai pola kelanjutan tren—semuanya bergantung di mana pola tersebut terbentuk.Sebuah rising wedge adalah segitiga yang meruncing ke atas. Jika rising wedge terbentuk di puncak tren, maka pola ini menjadi pola pembalikan, dan kita patut menantikan pergerakan harga turun: Jika rising wedge terbentuk di tengah tren turun (bearish), maka pola ini adalah “pullback,” dan kita bisa menantikan kelanjutan tren: Batas-batas rising wedge menggambarkan kelemahan bull, sehingga garis bawah wedge kemungkinan besar akan ditembus dalam waktu dekat. Lebar pangkal wedge menunjukkan perkiraan jarak yang akan ditempuh harga setelah keluar dari wedge, sehingga kita bisa menilai apakah peluang ini cukup layak untuk diambil atau sebaiknya menunggu momen lain.
Falling wedge – pola pembalikan dan kelanjutan tren
Falling wedge memiliki karakteristik sama seperti rising wedge. Ia bisa menjadi pola pembalikan (bila muncul di tren turun) ataupun pola kelanjutan tren (bila terbentuk di tren naik).Lebar pangkal falling wedge mengindikasikan jarak yang akan ditempuh harga setelah menembus batas atas. Berbeda dengan rising wedge, pada falling wedge kita justru menanti penembusan batas atas. Dalam tren turun, falling wedge akan tampak seperti ini: Jika falling wedge muncul di tren naik, maka ia menjadi pola kelanjutan tren:
Pola Triangle dalam analisis teknikal grafik harga
Triangle (segitiga) dalam analisis teknikal sama populernya dengan “double bottom” atau “flag.” Segitiga dapat berfungsi sebagai pola kelanjutan tren ataupun pola pembalikan. Hal ini tergantung pada:- Di mana segitiga terbentuk—apakah dalam tren atau bukan
- Bentuk segitiga—kemiringan sisi-sisinya
Dalam pergerakan tren, segitiga sering kali menjadi pola kelanjutan tren, menandai area di mana pelaku pasar mengumpulkan kekuatan sebelum dorongan berikutnya. Sebagai contoh, pada tren naik: Dalam tren turun, segitiga akan tampak seperti ini: Sama seperti “Flag,” kita hanya fokus pada sisi segitiga yang mengarah ke tren saat ini—penembusan sisi tersebut menandakan kelanjutan tren. Lebar pangkal segitiga memperlihatkan jarak minimal yang kemungkinan akan ditempuh harga setelah keluar dari segitiga.
Jika segitiga simetris terbentuk setelah pergerakan harga yang sideways, cukup sulit menebak ke mana harga akan bergerak—pasar sedang seimbang antara bull dan bear, sehingga harga bisa naik ataupun turun. Dalam situasi ini, sebaiknya tunggu saja—segitiga akan semakin “menekan” harga hingga akhirnya menembus salah satu batas. Pada contoh berikut, harga turun, menembus sisi bawah segitiga—titik masuknya, saya kira, sudah jelas:
Ascending triangle – pola pembalikan
Ascending triangle adalah pola pembalikan harga dalam tren naik. Pola ini terbentuk ketika harga tidak mampu menembus suatu level resistance. Para bull berulang kali mencoba menembus level tersebut, tapi gagal, sehingga harga pun berbalik: Pola segitiga semacam ini akan langsung terlihat dan hanya muncul di puncak pergerakan tren. Lebar segitiga di pangkal menunjukkan jarak minimal yang akan ditempuh harga saat bergerak turun. Di sini, perhatikan juga jarak dari level resistance—penembusan garis support dan munculnya sinyal turun mungkin muncul sedikit di bawah level kuat yang menahan kenaikan harga.Descending triangle – pola pembalikan
Descending triangle adalah kebalikan dari “ascending triangle.” Prinsipnya sama—harga menemui level, namun sekarang berupa support yang gagal ditembus. Bear beberapa kali mencoba menembus level support ini, namun setiap percobaan lebih lemah dari sebelumnya. Akhirnya, level support tetap bertahan dan harga berbalik arah—terbentuklah tren naik: Descending triangle muncul di dasar tren bearish dan menandakan bahwa tren turun segera berakhir.Perlu diingat, seperti halnya pola analisis teknikal lain, tidak ada jaminan 100% bahwa pola bekerja sesuai harapan. Misalnya, kadang-kadang setelah descending triangle muncul, harga justru menembus support dan bergerak lebih jauh turun. Meski jarang, kasus ini tetap mungkin. Jangan lupa bahwa tidak ada strategi trading yang 100% pasti berhasil, dan selalu ada risiko dalam aktivitas trading!
Tiga jenis figur analisis teknikal pada grafik
Semua figur dan model analisis teknikal pada grafik dapat dikelompokkan menjadi tiga:- Pola kelanjutan tren
- Pola pembalikan
- Figur ketidakpastian atau figur dua arah
Pola kelanjutan tren
Pola kelanjutan tren menandakan bahwa kemungkinan besar tren akan berlanjut. Pola-pola ini juga disebut pola konsolidasi, karena terbentuk selama pullback dalam pergerakan tren.Sebagian besar figur berikut juga bisa bersifat pembalikan—semuanya bergantung posisi pembentukannya. Posisi dibuka hanya setelah figur terbentuk, dan selalu searah tren yang sedang berlangsung.
Pola pembalikan atau pola pembalikan tren
Pola pembalikan meliputi:- Double top
- Double bottom
- Head and shoulders
- Inverted head and shoulders
- Growing wedge
- Falling wedge
- Bowl with handle
- Bowl terbalik dengan handle
Figur ketidakpastian atau dua arah
Dalam praktiknya, Anda paling sering hanya akan menemui satu figur dua arah, yaitu segitiga seimbang (equal triangle). Terbentuknya figur ini tidak memberikan petunjuk jelas ke mana arah harga, namun penembusan salah satu batasnya mengindikasikan pihak mana yang unggul antara bull dan bear, sehingga tren—atau dorongan tren—akan bergerak sesuai arah penembusan.Mengapa perlu mempelajari pola analisis teknikal?
Kenyataannya, seluruh analisis teknikal bertumpu pada studi grafik harga. Grafik adalah sumber informasi utama kita. Grafik memberi tahu kita tentang apa yang sudah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang mungkin terjadi selanjutnya. Sangatlah penting untuk belajar memahami sinyal pasar—dia bersedia “menceritakan” segalanya. Figur analisis teknikal adalah salah satu cara untuk memahami “bahasa” grafik dan memanfaatkannya secara tepat.Pola-pola ini terus berulang—telah terbukti selama bertahun-tahun oleh ribuan trader. Apa pun metode trading yang Anda gunakan, figur analisis teknikal tidak hanya akan menambah wawasan baru bagi trading Anda, tetapi juga dapat meningkatkan hasil trading Anda saat ini.
Ulasan dan komentar