Moving Averages: Cara Menggunakan Indikator Moving Average untuk Trading yang Sukses
Updated: 04.05.2025
Moving Average: cara menggunakan indikator - metode moving average dan strategi trading yang menguntungkan (2025)
Moving Average adalah salah satu indikator tren paling populer untuk analisis teknikal grafik harga. Berdasarkan moving average inilah telah tercipta puluhan ribu indikator dan advisor berbeda, serta begitu banyak variasi strategi trading.
Meskipun indikator Moving Average bersifat lagging, indikator ini dapat digunakan secara sangat efektif untuk meraih profit, dan hal ini akan dibahas dalam artikel ini.
Selain metode perhitungan Moving Average, kita dapat menyoroti pengaturan utama yang akan sering digunakan:
Shift moving average – parameter ini diperlukan untuk menggeser moving average pada grafik. Dalam pengaturan standar, nilai shift adalah 0—garis indikator Moving Average terbentuk pada level yang sama dengan candle saat ini. Jika Anda mengubah shift, misalnya menjadi “2” atau “-2”, maka garis indikator akan bergerak dua candle ke depan atau ke belakang: Seperti yang Anda lihat, garis Moving Average biru dengan shift “-2” tertinggal di belakang grafik, sedangkan garis moving average merah dengan shift “2” bergerak dua candle lebih cepat dari grafik.
Data untuk perhitungan (“apply to”) adalah data yang akan diambil dari setiap candle. Secara default, ini adalah data “Close” —harga penutupan candle. Anda juga dapat membangun moving average menggunakan data berikut:
Zona seperti ini bekerja dengan baik saat harga bergerak dalam tren, tetapi Anda juga dapat menggunakan hanya satu garis Moving Average, yang akan menampilkan garis tren dinamis: Dalam contoh ini, kami menggunakan garis indikator Exponential Moving Average dengan periode “15” pada grafik H4 (4 jam). Perhatikan seberapa akurat momen kelanjutan tren ditunjukkan—garis Exponential Moving Average berfungsi sebagai resistance, setelah ditembus ke atas garis ini menjadi support, lalu kembali menjadi resistance, dan begitu seterusnya. Indikator ini dapat dengan mudah mengatasi permasalahan penentuan garis tren.
Overbought terjadi ketika buyer (bulls) tidak lagi bersedia membeli aset di harga tinggi—mereka beralih menjadi seller (bears) dan mulai menjual. Sebaliknya, oversold terjadi ketika seller (bears) tidak bersedia melanjutkan penjualan pada harga terlalu rendah—mereka pun beralih menjadi buyer. Semua ini mudah diamati pada grafik—ditandai oleh faktor-faktor berikut:
Untuk uptrend, hindarilah zona overbought dan, seperti halnya trading dari level support, tunggulah hingga harga kembali ke zona nilai rata-rata, barulah membuka posisi beli: Skema ini sangat sederhana—kita membuka posisi beli di titik paling ideal (saat harga baru pullback ke titik terendah). Tentu saja, ada kalanya pullback lebih panjang, dan tidak ada yang menjamin harga tidak berbalik sepenuhnya. Jadi, seperti strategi trading lainnya, gagasan ini tidak menjamin hasil 100%. Jangan lupa manajemen risiko!
Untuk downtrend, kondisinya berlawanan—kita tidak membuka transaksi di zona jenuh jual (oversold), tetapi dengan percaya diri membuka transaksi jual di zona resistance yang terbentuk oleh dua garis Exponential Moving Average berperiode “10” dan “20”: Namun, ada kalanya tren sangat kuat sehingga harga tidak segera kembali ke garis moving average untuk waktu yang lama. Dalam situasi semacam ini, gunakan logika tambahan dan cari entry point berdasarkan indikator lainnya, misalnya level support dan resistance. Biasanya, harga tetap akan menembus level tersebut dan kemudian menguji ulang (retest) level itu—di sinilah kita punya peluang entry pada pergerakan tren kuat:
Sebagai contoh, momentum dapat ditentukan dengan menggunakan tiga moving average:
Faktanya, indikator ini sangat fleksibel dalam hal pengaturan dan sangat tergantung pada apa yang ingin dicapai oleh trader:
Seorang trader harus tahu persis apa yang ia harapkan dari indikator ini dan menyesuaikannya dengan aset, grafik, serta time frame yang digunakan. Secara harfiah, Anda perlu bereksperimen dengan indikator ini. Lihat bagaimana ia tampil pada histori atau, jika memungkinkan, jalankan indikator di strategy tester (tersedia di terminal MT4).
Untuk mencari sinyal dengan target open trade tidak lebih dari satu jam, moving average cepat dapat digunakan:
Kelemahan “moving average cepat” adalah sulitnya mendapatkan gambaran besar (global), namun lebih mudah menemukan situasi untuk membuka transaksi jangka pendek: Selain itu, semakin pendek periode moving average, semakin banyak “noise” (sinyal palsu) yang akan terlihat.
“Moving average lambat” adalah garis yang tidak bereaksi pada perubahan harga kecil, tetapi menunjukkan tren global. Misalnya, Moving Average dengan periode di atas “50”: Tentu saja, “moving average lambat” juga punya kekurangan. Jika tren mendadak berubah arah, garis indikator ini tidak akan langsung bereaksi, melainkan terlambat.
Untuk efisiensi lebih tinggi, moving average cepat dan lambat sering digunakan bersamaan:
Untuk mendeteksi akhir sideways, yang utama adalah mengamati puncak (high) dan lembah (low) yang menandai awal tren baru. Jika tren turun, maka lembah baru harus berada lebih rendah dari lembah sebelumnya. Untuk tren naik, Anda harus memperhatikan puncak yang harus lebih tinggi dari puncak sebelumnya.
Namun, garis Moving Average masih bisa membantu mengonfirmasi awal tren. Caranya, tunggu saat pullback tren tidak berhasil menembus garis Moving Average, melainkan memantul darinya, kemudian harga melanjutkan kenaikan atau penurunan. Ini menegaskan bahwa tren telah dimulai:
Ide strateginya sangat sederhana:
Periode moving average yang paling umum digunakan:
Secara sederhana, Envelopes menarik garis tambahan di atas dan di bawah garis Moving Average biasa. Untuk membentuk garis-garis tambahan, di pengaturan Envelopes Anda perlu menentukan persentase—jarak dari garis MA utamanya. Indikator ini hanya membangun channel harga dan tidak bisa disamakan dengan Bollinger Bands, karena prinsip kerjanya berbeda. Untuk trading dengan channel ini, prinsipnya sederhana—jika pengaturan telah dipilih dengan benar, batas channel akan menunjukkan area overbought dan oversold yang bisa memantulkan harga kembali ke tengah channel: Anda juga dapat menggunakan indikator Envelopes bersamaan dengan Bollinger Bands untuk menentukan titik entry yang lebih andal. Misalnya, jika candle dibuka di luar Bollinger Bands dan di batas indikator Envelopes, ini adalah sinyal entry yang baik untuk pembalikan harga: Perlu diingat bahwa periode Bollinger Bands dan periode Envelopes harus sama. Dalam contoh di atas, keduanya menggunakan periode “14”.
Garis moving average berperiode panjang (EMA 200 pada contoh) memudahkan Anda mengenali batas tren dan mencegah kesalahan semacam itu. Namun, jangan lupa bahwa untuk validasi tren naik, Anda harus menunggu puncak harga diperbarui. Pada tren turun, Anda menunggu lembah terbaru diperbarui.
Moving average dengan periode panjang menandakan kondisi tren: selama harga berada di atas garis, tren masih naik; jika harga di bawah garis, tren turun. Jadi, skema tradingnya sederhana:
Beragam varian moving average (dengan rumus dan pengaturan berbeda) juga menjadi bagian dari begitu banyak strategi dan sistem trading, termasuk robot trading. Kini, sulit membayangkan strategi indikator apa pun yang tidak memanfaatkan nilai rata-rata harga.
Bagi kita para trader, moving average adalah cara untuk lebih memahami pasar dan menemukan momen yang tepat untuk membuka transaksi. Jika ada alat yang dapat menyederhanakan proses memahami pasar, mengapa tidak menggunakannya?!
Meskipun indikator Moving Average bersifat lagging, indikator ini dapat digunakan secara sangat efektif untuk meraih profit, dan hal ini akan dibahas dalam artikel ini.
Konten
- Metode dan rumus pembuatan garis moving average pada grafik harga
- Parameter indikator Moving Average
- Moving average sebagai garis tren atau kembalinya harga ke nilai rata-rata
- Moving average: aset overbought dan oversold - kesalahan para trader
- Menentukan momentum menggunakan moving averages
- Moving averages: praktik penggunaan
- Periode moving average tidaklah penting
- Time frame yang tepat untuk bekerja dengan moving average
- Moving average cepat dan lambat
- Mendeteksi pergerakan sideways menggunakan moving averages
- Moving averages (indikator Moving Average): strategi trading opsi biner yang populer
- Strategi “tiga moving average dalam trading tren”
- Strategi “harga memotong garis moving average”
- Moving average dengan periode “50” - strategi trading tren untuk time frame yang lebih tinggi
- Moving average dengan periode “50” - strategi trading tren untuk trading jangka pendek
- Strategi dengan perpotongan dua garis indikator Moving Average
- Strategi dengan perpotongan tiga garis indikator Moving Average
- Envelope dari moving averages - channel harga dari Moving Average
- Perpotongan moving average dengan periode “50” dan “200”
- Perpotongan moving average dengan periode “10” dan “30”
- Menentukan fase pasar menggunakan moving average lambat
- Moving averages: kesimpulan
Metode dan rumus pembuatan garis moving average pada grafik harga
Pertama-tama, Anda perlu memahami prinsip dan metode pembuatan garis moving average pada grafik harga. Ada beberapa metode dasar dalam membangun indikator Moving Average:- Simple Moving Average
- Exponential Moving Average
- Linear Weighted Moving Average
Simple Moving Average
Tidak diperlukan perhitungan yang rumit untuk memahami bagaimana moving average dibentuk. Indikator Simple Moving Average standar memiliki:- Periode “14” - mengambil data dari 14 candle terakhir di grafik harga
- Tipe konstruksi “Close” - hanya menerima nilai harga saat candle ditutup
- Simple Moving Average = SUM (CLOSE (i), N) / N
- SUM – jumlah
- CLOSE(i) – harga penutupan candle tertentu
- N – jumlah candle (periode indikator)
Exponential Moving Average
Exponential Moving Average adalah versi yang lebih halus dari Moving Average biasa. Hal ini dimungkinkan setelah menambahkan persentase tertentu penggunaan harga saat ini ke dalam rumus. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:- Exponential Moving Average = (CLOSE (i)*P) + (Exponential Moving Average (i-1) * (1-P))
- P – persentase bobot harga yang digunakan
- CLOSE (i) – harga penutupan candle tertentu
- Exponential Moving Average (i-1) – nilai moving average periode sebelumnya
Linear Weighted Moving Average
Linear Weighted Moving Average (atau hanya disebut WMA) adalah metode moving average populer lainnya. Dalam perhitungan Linear Weighted Moving Average, bobot yang lebih besar diberikan pada candle terbaru, dan bobot yang lebih kecil pada candle sebelumnya. Setiap elemen perhitungan pada Linear Weighted Moving Average dikalikan dengan koefisien bobot tertentu, sehingga memungkinkan beberapa nilai diberikan bobot lebih tinggi dan yang lain lebih rendah. Rumusnya adalah:- Linear Weighted Moving Average = SUM (CLOSE (i)*i, N) / SUM (i, N)
- SUM - jumlah
- CLOSE (i) – harga penutupan candle tertentu
- SUM (i, N) – jumlah koefisien bobot
- N – periode smoothing
Parameter indikator Moving Average
Moving Average digunakan dalam berbagai strategi trading. Penyebabnya adalah fleksibilitas pengaturan indikator Moving Average itu sendiri. Untuk mengatur indikator dengan benar, seorang trader harus memahami cara kerja indikator dan data apa yang diinginkan sebagai output—pada grafik harga.Selain metode perhitungan Moving Average, kita dapat menyoroti pengaturan utama yang akan sering digunakan:
- Periode
- Shift
- Data yang digunakan (“apply to”)
Shift moving average – parameter ini diperlukan untuk menggeser moving average pada grafik. Dalam pengaturan standar, nilai shift adalah 0—garis indikator Moving Average terbentuk pada level yang sama dengan candle saat ini. Jika Anda mengubah shift, misalnya menjadi “2” atau “-2”, maka garis indikator akan bergerak dua candle ke depan atau ke belakang: Seperti yang Anda lihat, garis Moving Average biru dengan shift “-2” tertinggal di belakang grafik, sedangkan garis moving average merah dengan shift “2” bergerak dua candle lebih cepat dari grafik.
Data untuk perhitungan (“apply to”) adalah data yang akan diambil dari setiap candle. Secara default, ini adalah data “Close” —harga penutupan candle. Anda juga dapat membangun moving average menggunakan data berikut:
- Close – harga penutupan candle
- Open – harga pembukaan candle
- High – harga maksimum candle
- Low – harga minimum candle
- Median Price (HL/2) – harga rata-rata (Harga Maksimum * Harga Minimum / 2)
- Typical Price (HLC/3) – harga tipikal (Harga Maksimum * Harga Minimum * harga penutupan / 3)
- Weighted Close (HLCC/4) – harga berbobot (Harga Maksimum * Harga Minimum * harga penutupan * 2 / 4)
Moving average sebagai garis tren atau kembalinya harga ke nilai rata-rata
Dari artikel sebelumnya Anda sudah tahu bahwa harga bergerak dalam pola gelombang. Setiap uptrend memiliki pullback ke bawah, dan setiap downtrend memiliki pullback ke atas. Harga bergerak di sepanjang level support dan resistance, dan harga juga bereaksi terhadap garis tren. Jika kita gambarkan secara skematis, akan terlihat seperti ini: Namun, setiap area supply dan demand adalah area yang menjadi perhatian para trader. Di sinilah kita membutuhkan moving averages. Contohnya, jika Anda menambahkan Exponential Moving Average dengan periode “10” dan Exponential Moving Average dengan periode “20” pada grafik, keduanya akan berfungsi sebagai zona support dan resistance dinamis tren: Harga cenderung kembali ke nilai harga rata-rata—ke zona support atau zona resistance yang dibentuk oleh dua garis exponential moving average. Perhatikan bahwa semakin kuat pergerakan harga, semakin berjauhan garis Exponential Moving Average—zona support dan zona resistance akan semakin lebar.Zona seperti ini bekerja dengan baik saat harga bergerak dalam tren, tetapi Anda juga dapat menggunakan hanya satu garis Moving Average, yang akan menampilkan garis tren dinamis: Dalam contoh ini, kami menggunakan garis indikator Exponential Moving Average dengan periode “15” pada grafik H4 (4 jam). Perhatikan seberapa akurat momen kelanjutan tren ditunjukkan—garis Exponential Moving Average berfungsi sebagai resistance, setelah ditembus ke atas garis ini menjadi support, lalu kembali menjadi resistance, dan begitu seterusnya. Indikator ini dapat dengan mudah mengatasi permasalahan penentuan garis tren.
Moving average: aset overbought dan oversold - kesalahan para trader
Sering kali trader melakukan kesalahan dengan masuk pasar pada saat terjadi impuls harga. Secara kasat mata memang terlihat logis—transaksi dilakukan searah tren, jadi seharusnya aman. Namun, biasanya setelah impuls tren, harga akan melakukan pullback kembali ke nilai rata-rata—ke zona support atau zona resistance kita.Overbought terjadi ketika buyer (bulls) tidak lagi bersedia membeli aset di harga tinggi—mereka beralih menjadi seller (bears) dan mulai menjual. Sebaliknya, oversold terjadi ketika seller (bears) tidak bersedia melanjutkan penjualan pada harga terlalu rendah—mereka pun beralih menjadi buyer. Semua ini mudah diamati pada grafik—ditandai oleh faktor-faktor berikut:
- Level support dan resistance yang horizontal
- Formasi candlestick
- Candle doji (candle dengan bayangan panjang dan body kecil)
Untuk uptrend, hindarilah zona overbought dan, seperti halnya trading dari level support, tunggulah hingga harga kembali ke zona nilai rata-rata, barulah membuka posisi beli: Skema ini sangat sederhana—kita membuka posisi beli di titik paling ideal (saat harga baru pullback ke titik terendah). Tentu saja, ada kalanya pullback lebih panjang, dan tidak ada yang menjamin harga tidak berbalik sepenuhnya. Jadi, seperti strategi trading lainnya, gagasan ini tidak menjamin hasil 100%. Jangan lupa manajemen risiko!
Untuk downtrend, kondisinya berlawanan—kita tidak membuka transaksi di zona jenuh jual (oversold), tetapi dengan percaya diri membuka transaksi jual di zona resistance yang terbentuk oleh dua garis Exponential Moving Average berperiode “10” dan “20”: Namun, ada kalanya tren sangat kuat sehingga harga tidak segera kembali ke garis moving average untuk waktu yang lama. Dalam situasi semacam ini, gunakan logika tambahan dan cari entry point berdasarkan indikator lainnya, misalnya level support dan resistance. Biasanya, harga tetap akan menembus level tersebut dan kemudian menguji ulang (retest) level itu—di sinilah kita punya peluang entry pada pergerakan tren kuat:
Menentukan momentum menggunakan moving averages
Momentum adalah kecepatan perubahan pergerakan harga. Secara sederhana, momentum menunjukkan kekuatan tren, yang membantu kita memperkirakan seberapa lama tren akan berlangsung dan seberapa besar kemungkinan harga berbalik.Sebagai contoh, momentum dapat ditentukan dengan menggunakan tiga moving average:
- Moving Average (Simple Moving Average) dengan periode “50”
- Moving Average (Simple Moving Average) dengan periode “100”
- Moving Average (Simple Moving Average) dengan periode “200”
- Simple Moving Average (50) berada paling dekat dengan harga
- Simple Moving Average (100) berada di antara Simple Moving Average (50) dan Simple Moving Average (200)
- Simple Moving Average (200) berada paling jauh dari harga
Moving average sebagai level support dinamis
Setiap garis moving average dapat dianggap sebagai level support dinamis jika garis itu berada di bawah harga. Namun, ingatlah bahwa semakin pendek periode garis tersebut, semakin lemah tingkat support-nya. Sebaliknya, semakin panjang periode moving average, semakin kuat support-nya: Biasanya, trader menggunakan angka bulat sebagai periode moving average (10, 50, 100, 150, 200, dan seterusnya), tapi ada juga yang menyesuaikannya dengan time frame grafik. Misalnya, periode “60” untuk grafik satu menit—karena “60” merepresentasikan 60 menit dalam satu jam.Moving average sebagai level resistance dinamis
Seperti halnya level supply dan demand yang horizontal, garis moving average juga bisa berubah fungsi menjadi resistance setelah ditembus dari bawah. Prinsipnya mudah diingat: jika garis moving average berada di bawah harga, maka garis tersebut adalah support dan kita menunggu pembalikan ke atas; jika garis moving average berada di atas harga, maka garis itu adalah resistance—kita membuka transaksi jual: Ingatlah bahwa pengaturan moving average dipilih sesuai time frame, dan mungkin berbeda untuk tiap aset.Moving averages: praktik penggunaan
Mengenai praktik penggunaan moving averages, ada puluhan ribu strategi yang memanfaatkannya, dan tak terhitung banyaknya tips pengaturan garis ini. Kita tidak bisa membahas semuanya, namun ada beberapa tips universal yang akan membantu Anda menyederhanakan penggunaan moving average dalam trading.Periode moving average tidaklah penting
Sering kali Anda akan menemukan strategi yang menggunakan indikator Moving Average dengan beragam pengaturan. Mengapa bisa berbeda-beda?Faktanya, indikator ini sangat fleksibel dalam hal pengaturan dan sangat tergantung pada apa yang ingin dicapai oleh trader:
- Sinyal lebih cepat
- Data yang lebih halus
- Level support dan resistance yang kuat
- Konfirmasi tren baru atau akhir tren
Seorang trader harus tahu persis apa yang ia harapkan dari indikator ini dan menyesuaikannya dengan aset, grafik, serta time frame yang digunakan. Secara harfiah, Anda perlu bereksperimen dengan indikator ini. Lihat bagaimana ia tampil pada histori atau, jika memungkinkan, jalankan indikator di strategy tester (tersedia di terminal MT4).
Time frame yang tepat untuk bekerja dengan moving average
Efektivitas indikator Moving Average sangat dipengaruhi oleh pemilihan time frame. Misalnya, tidak ada gunanya menggunakan moving average dengan periode “100” atau “200” untuk mencari sinyal di time frame 1 menit (M1). Di sisi lain, “moving average cepat” tidak cocok untuk trading jangka panjang.Untuk mencari sinyal dengan target open trade tidak lebih dari satu jam, moving average cepat dapat digunakan:
- Exponential Moving Average dengan periode antara 5 hingga 50
- Disarankan menggunakan minimal dua indikator Moving Average dengan pengaturan berbeda
- Moving Average dengan periode “50”, “100”, “200”, dan seterusnya
Moving average cepat dan lambat
“Moving average cepat” mengacu pada garis yang memberikan informasi paling dini tentang perubahan kondisi pasar. Dengan kata lain, garis ini lebih cepat berubah. Yang termasuk “moving average cepat” adalah indikator dengan periode 1 sampai 50 (pendapat tiap trader mungkin berbeda).Kelemahan “moving average cepat” adalah sulitnya mendapatkan gambaran besar (global), namun lebih mudah menemukan situasi untuk membuka transaksi jangka pendek: Selain itu, semakin pendek periode moving average, semakin banyak “noise” (sinyal palsu) yang akan terlihat.
“Moving average lambat” adalah garis yang tidak bereaksi pada perubahan harga kecil, tetapi menunjukkan tren global. Misalnya, Moving Average dengan periode di atas “50”: Tentu saja, “moving average lambat” juga punya kekurangan. Jika tren mendadak berubah arah, garis indikator ini tidak akan langsung bereaksi, melainkan terlambat.
Untuk efisiensi lebih tinggi, moving average cepat dan lambat sering digunakan bersamaan:
- Moving average lambat – untuk memetakan situasi global dan mendeteksi tren kuat
- Moving average cepat – untuk mencari entry point dalam pergerakan tren
Mendeteksi pergerakan sideways menggunakan moving averages
Sekilas, menentukan sideways dengan moving averages tampak mudah. Ketika garis-garis Moving Average sering bersilangan dan harga bergerak datar, itu berarti sideways. Masalahnya, bagaimana menentukan kapan sideways akan berakhir—di sinilah Moving Average kurang membantu.Untuk mendeteksi akhir sideways, yang utama adalah mengamati puncak (high) dan lembah (low) yang menandai awal tren baru. Jika tren turun, maka lembah baru harus berada lebih rendah dari lembah sebelumnya. Untuk tren naik, Anda harus memperhatikan puncak yang harus lebih tinggi dari puncak sebelumnya.
Namun, garis Moving Average masih bisa membantu mengonfirmasi awal tren. Caranya, tunggu saat pullback tren tidak berhasil menembus garis Moving Average, melainkan memantul darinya, kemudian harga melanjutkan kenaikan atau penurunan. Ini menegaskan bahwa tren telah dimulai:
Moving averages (indikator Moving Average): strategi trading opsi biner yang populer
Tidak lengkap rasanya jika kita tidak membahas strategi trading berbasis moving averages. Mari kita lihat beberapa strategi menarik yang paling sering digunakan oleh trader berpengalaman dalam trading opsi biner (atau platform perdagangan opsi digital sejenis).Strategi “tiga moving averages dalam trading tren”
Kita memerlukan tiga garis moving average dengan pengaturan sebagai berikut:- Exponential Moving Average dengan periode “200” – Moving Average lambat untuk menentukan tren global
- Exponential Moving Average dengan periode “50”
- Exponential Moving Average dengan periode “20”
- Dengan Exponential Moving Average “200”, tentukan tren global: jika harga berada di atas garis ini, maka tren naik dan cari entry point beli saja; jika harga berada di bawah garis EMA 200, maka tren turun dan hanya entry sell.
- Tunggu persilangan Exponential Moving Average “20” dengan Exponential Moving Average “50” – EMA 20 harus lebih dekat ke harga dibandingkan EMA 50.
- Tunggu konfirmasi tren, yaitu dua kali pullback harga dari garis EMA “20” atau EMA “50”.
- Pada saat harga mendekati garis MA untuk ketiga kalinya (atau selanjutnya), buka transaksi sesuai arah tren.
Strategi “harga memotong garis moving average”
Sesuai namanya, strategi ini didasarkan pada momen ketika harga memotong garis moving average. Pada contoh ini, kita menggunakan Exponential Moving Average berperiode “20”. Inti strateginya adalah bahwa setelah gerakan tren, kerap muncul pergerakan mendatar atau konsolidasi. Di sinilah kita mencari sideways.- Menggunakan moving average, kita mencari tren dengan sedikitnya satu kali pullback dari garis MA
- Berdasarkan analisis teknikal, kita menentukan bahwa harga berhenti memperbarui puncak (dalam tren naik) atau lembah (dalam tren turun)
- Kita membentuk batas atas dan bawah secara horizontal berdasarkan puncak atau lembah terakhir (inilah batas sideways)
- Lakukan trading ketika harga memantul dari batas sideways
Moving average dengan periode “50” - strategi trading tren untuk time frame yang lebih tinggi
Pada strategi ini, kita hanya membutuhkan Simple Moving Average atau Exponential Moving Average dengan periode “50” (pilih sendiri mana yang lebih cocok dengan aset yang Anda trading-kan), serta time frame 1 jam (H1) atau lebih tinggi.Ide strateginya sangat sederhana:
- Tunggu minimal satu kali pullback harga dari garis moving average dengan pembaruan lembah atau puncak harga
- Buka transaksi sesuai tren ketika harga dalam fase pullback mendekati garis moving average
- Begitu lembah atau puncak berhenti diperbarui (tren berakhir), kita berhenti membuka transaksi dan menunggu tren baru
Moving average dengan periode “50” - strategi trading tren untuk trading jangka pendek
Sekarang, mari kita lihat contoh strategi dengan garis Moving Average berperiode “50” untuk trading intra-jam:- Kita menggunakan Simple Moving Average atau Exponential Moving Average berperiode “50” untuk menentukan tren
- Tunggu minimal satu pullback harga dari garis ini yang diikuti pembaruan puncak atau lembah
- Selama pullback melawan tren, kita menentukan batas pullback. Saat batas ini ditembus kembali sesuai arah tren, kita buka transaksi.
Strategi dengan perpotongan dua garis indikator Moving Average
Para trader sering menggunakan strategi sederhana tapi efektif yang melibatkan dua garis moving average. Transaksi dibuka ketika kedua garis ini saling bersilangan, menandakan awal pergerakan tren.Periode moving average yang paling umum digunakan:
- 4 dan 8 (atau 9)
- 6 dan 24
- 15 dan 50
- 20 dan 60
- 30 dan 100
Strategi dengan perpotongan tiga garis indikator Moving Average
Formasi tiga garis Moving Average juga sering digunakan. Pengaturan periode yang populer di antaranya:- 4, 8, 18
- 5, 10, 20
- 8, 13, 21
Envelope dari moving averages - channel harga dari Moving Average
Metode lain yang menarik untuk mencari sinyal adalah menggunakan “Envelopes” —indikator ini membentuk channel harga berdasarkan moving average.Secara sederhana, Envelopes menarik garis tambahan di atas dan di bawah garis Moving Average biasa. Untuk membentuk garis-garis tambahan, di pengaturan Envelopes Anda perlu menentukan persentase—jarak dari garis MA utamanya. Indikator ini hanya membangun channel harga dan tidak bisa disamakan dengan Bollinger Bands, karena prinsip kerjanya berbeda. Untuk trading dengan channel ini, prinsipnya sederhana—jika pengaturan telah dipilih dengan benar, batas channel akan menunjukkan area overbought dan oversold yang bisa memantulkan harga kembali ke tengah channel: Anda juga dapat menggunakan indikator Envelopes bersamaan dengan Bollinger Bands untuk menentukan titik entry yang lebih andal. Misalnya, jika candle dibuka di luar Bollinger Bands dan di batas indikator Envelopes, ini adalah sinyal entry yang baik untuk pembalikan harga: Perlu diingat bahwa periode Bollinger Bands dan periode Envelopes harus sama. Dalam contoh di atas, keduanya menggunakan periode “14”.
Perpotongan moving average dengan periode “50” dan “200”
Strategi ini menggunakan dua Simple Moving Average berperiode “50” dan “200”. Perpotongan kedua garis moving average menandakan perubahan tren. Pengaturan MA ini sangat populer di kalangan trader Forex, tetapi Anda juga dapat memanfaatkannya dalam trading opsi biner. Misalnya, gunakan kedua indikator ini untuk mendeteksi tren kuat, lalu cari entry point sesuai arah tren dengan bantuan alat lain.Perpotongan moving average dengan periode “10” dan “30”
Ini adalah variasi yang lebih cepat dibanding Simple Moving Average “50” dan “200”, tetapi prinsipnya sama. Perpotongan garis menunjukkan terbentuknya tren, dan tren tersebut bisa dimanfaatkan untuk trading harian: Jika pola harga gelombang tampak jelas, Anda dapat membuka transaksi hanya pada perpotongan yang searah dengan tren. Dengan begitu, tingkat keberhasilan strategi akan meningkat secara signifikan.Menentukan fase pasar menggunakan moving average lambat
Moving average dengan periode panjang dapat memberi Anda banyak informasi tentang kondisi pasar saat ini. Misalnya, apakah pasar sedang dalam fase tenang (sideways/akumulasi) atau berada dalam tren. Kita ambil contoh Exponential Moving Average berperiode “200”. Seperti yang kita tahu, pasar akan berada dalam dua kondisi: bergerak sideways (atau akumulasi) dan tren. Penentuan tren dengan moving average cukup mudah:- Harga berada di atas Exponential Moving Average “200” – tren naik
- Harga berada di bawah Exponential Moving Average “200” – tren turun
Garis moving average berperiode panjang (EMA 200 pada contoh) memudahkan Anda mengenali batas tren dan mencegah kesalahan semacam itu. Namun, jangan lupa bahwa untuk validasi tren naik, Anda harus menunggu puncak harga diperbarui. Pada tren turun, Anda menunggu lembah terbaru diperbarui.
Moving average dengan periode panjang menandakan kondisi tren: selama harga berada di atas garis, tren masih naik; jika harga di bawah garis, tren turun. Jadi, skema tradingnya sederhana:
- Menggunakan MA lambat untuk menentukan tren saat ini
- Tunggu pembaruan puncak atau lembah
- Saat pullback, temukan entry point yang searah tren
- Jika puncak atau lembah tidak diperbarui, tunggu hingga tren berlanjut atau harga menembus MA lambat
Moving averages: kesimpulan
Moving averages bukan sekadar garis rata-rata. Ada banyak indikator analisis teknikal lain yang diciptakan berdasarkan Moving Average. Apalagi, moving average sendiri mampu memberikan sinyal entry—bahkan sering dimasukkan dalam pola Price Action.Beragam varian moving average (dengan rumus dan pengaturan berbeda) juga menjadi bagian dari begitu banyak strategi dan sistem trading, termasuk robot trading. Kini, sulit membayangkan strategi indikator apa pun yang tidak memanfaatkan nilai rata-rata harga.
Bagi kita para trader, moving average adalah cara untuk lebih memahami pasar dan menemukan momen yang tepat untuk membuka transaksi. Jika ada alat yang dapat menyederhanakan proses memahami pasar, mengapa tidak menggunakannya?!
Ulasan dan komentar